Warmindo ini terletak di seberang gedung pengadilan tipikor dan hubungan industrial Jakarta Pusat. Lokasinya tepat di samping trotoar. Ukuran warung ini mungil dengan dua meja panjang. Di sini saya memesan Indomie Kuah Telur Kornet Keju, combo terlengkap yang tersedia. Taburan keju dan kornet yang digoreng garing menambah gurih sajian Indomie. Sebagai pendamping, saya memesan segelas teh hitam Kahuripan. Kornet yang digoreng garing memberikan tekstur ekstra yang mendampingi tekstur Indomie yang dimasak sempurna secara al dente (tidak benyek dan tidak keras). Sementara keju juga diberikan dengan proposi yang pas sehingga tak mendominasi rasa kuah Indomie.
Lokasinya berdekatan dengan Warung Solo. Warmindo punya dua outlet di jalan yang sama. Satu di lantai dasar rukita. Sedangkan satunya lagi berjarak sekitar 1 km. Saya memesan Indomie ayam telor kornet. Ternyata topping ayamnya berbentuk dadu dan dimasak kecap seperti pada mie ayam khas Jawa yang bisa ditemukan di depan sekolah. Potongan ayam kecap memberikan elemen baru pada Indomie, manis dan chunky – mengapa belum ada yang terpikir sebelumnya ya kombinasi dua komponen ini? Untuk informasi tambahan, Warmindo Rommy tergabung dengan dapur CR yang menyajikan varian hidangan nasi.
Hanya berbeda sepuluh langkah kaki dari Bakmi Holiaw, kamu sudah bisa mencicipi lagi salah satu bakmi pilihan kami. Mie Benteng namanya. Mie Benteng ini dinamakan karena pemiliknya yang adalah orang Tangerang (Benteng) asli. Di sini mereka punya lima jenis mie yaitu tipe karet, mie lebar, mie kecil, kwetiau dan bihun. Mie dimasak dengan baik, saat kami datang mie kecilnya pun al dente dan tidak benyek, serta dibalur bumbu yang tepat. Kaldu juga gurih, menambah sedap bila dituangkan ke dalam mangkuk bakmi (walau kalau kami tidak terlalu suka bakmi yang basah). Untuk menambah tekstur, kami sarankan untuk memesan ayam crispy, yaitu potongan kecil ayam yang digoreng tepung hingga punya kerenyahan yang tepat untuk mengimbangi mie dan daging yang kenyal. Jangan lupa juga pesan jus kiamboy yang asam manis untuk menemani semangkuk bakmi.
Di Indonesia, kreasi Indomie memang beragam. Salah satunya adalah omelet Indomie, seperti yang disajikan oleh Warmindo Bewok. Saya memesan omelet dengan Indomie Goreng Rendang, sungguh kombinasi yang menarik. Indomie Goreng Rendang yang berempah dan pedas memberi sensasi terhadap telur seakan sedang makan di rumah makan Minang. Pengunjung bisa memilih tingkat kepedasan omelet saat memesan. Pilihan varian ini tepat karena mengingatkan saya pada martabak ala Mesir. Selain beragam sajian Indomie, pengunjung bisa menikmati bubur ayam atau bubur kacang hijau.
Warmindo Wafa punya tempat cukup luas dengan area indoor dan outdoor. Saya langsung memesan sajian andalan di sini, Indomie telur kornet keju Warmindo atau disingkat internet keju. Wafa adalah tipikal yang tidak menggoreng kornetnya sebelum disajikan, sehingga tidak segurih yang digoreng namun memberikan tekstur tambahan yang kenyal Selain itu, telur dimasak setengah matang. Jadi ketika diaduk, mie akan terbalut kornet dan kuning telur, sungguh creamy. Akhiri Indomie telur kornet keju dengan es soda gembira.
Berada di area komunitas Tionghoa Medan, seperti namanya Bihun Bebek 75 adalah spesialis dalam hidangan tersebut. Bihun di sini dibumbui juga dengan minyak serta beberapa kondimen lain yang semakin membuatnya gurih. Lalu irisan bebek rebus yang berempah tipis, serta pugasan daun ketumbar dan selada yang melimpah memberi sentilan aromatik yang menyeimbangkan daging bebek yang punya aroma pekat khas. Kalau yang bosan dengan bihun bisa juga pesan kwetiau dan misoa di sini.
Berlokasi persis di seberang kampung Mercu Buana, Ropang Mercu semacam lokasi transit yang pas. Jika lapar seusai kuliah, mampir lah ke sini dan memesan Indomie telur. Indomie telur yang saya pesan ditambah parutan keju cheddar dan kornet yang digoreng garing. Kematangan mie pas, kejunya royal, kornet digoreng garing. Aduk rata. Lalu santap sampai tuntas. Selain beragam masakan Indomie, roti bakar juga jadi andalan di warung ini.
Cukup sulit mencari Warung Solo ini. Dari luar tidak terlihat jejak Warmindo pada umumnya yang warna merah, hijau, dan kuning. Ternyata Warmindo Warung Solo sudah berubah jadi rumah makan khas Jawa. Sedangkan di sampingnya, sebuah gerobak bakso nangkring dengan label “Bakso Fanny”. Tapi jangan ragu untuk pesan Indomie baksonya karena menu ini tertera di dalam rumah makan. Ada tiga pilihan bakso, bakso telur, bakso urat dan bakso kecil. Saya memilih Indomie kari dengan bakso urat. Tak lama menunggu, Indomie rebus tersaji mewah dengan bakso urat dan sedikit potongan daging dan lemak. Ternyata bumbu kari Indomienya diseduh dengan kuah kaldu sapi. Gurih luar biasa.
Warmindo Parahyangan cukup mencolok meski berada di jalan kecil. Dapur berada tepat di sisi jalan, sehingga aksi memasak bisa terlihat langsung saat tiba. Andalan di sini adalah sajian Indomie telur keju kornet atau disingkat interjunet. Saya memilih Indomie kuah sebagai base-nya. Setelah menunggu 15 menit, Indomie kuah tersaji dengan parutan keju yang royal dan kornet garing. Kuahnya tidak terlalu banyak, sehingga bumbunya sangat terasa. Dan menariknya, ternyata kejunya meleleh terkena panas kuah. Alhasil kuah mie jadi sedikit lebih kental dan gurih, a comfort meal indeed.
Warmindo Pala Sari ini berlokasi di Jalan Pluit Sel, persis berada di seberang gedung Kong Djie Coffee. Ukuran Warmindo ini terhitung besar dan punya dua area tempat duduk yaitu di luar dan di dalam. Selain tentunya aneka Indomie rebus dan goreng, tempat ini juga menjual bakso kuah sampai nasi goreng, juga aneka minuman dingin yang manis seperti es cokelat yang cocok untuk menyegarkan dari panasnya wilayah Pluit.
Hal utama yang membuat kami tertarik untuk datang ke sini adalah cara Kedai Mikoro mengolah Indomie. Bukan cuma dibuat kekinian saja, Indomie dimasak dengan cara digongso layaknya mie Jawa, sehingga ada aroma asap tipis yang tidak dimiliki Warmindo kekinian lain di Jakarta. Mulai dari Indomie dengan topping bumbu kacang khas sate Madura, Indomie dengan bumbu rendang Minang, sampai Indomie scrambled egg ada di sini. Suasananya juga sangat nyaman, dengan area outdoor dan indoor, cocok lah kalau Kedai Mikoro ini jadi tempat nongkrong santai bersama teman.
Di bakmi Holiaw, mereka menyajikan enam jenis pilihan mie yaitu mie lebar, karet, kawat, bihun, keriting hingga shirataki buat tamu yang mungkin masih ingin menjaga asupan kalori. Kami sungguh menyukai Holiaw selain karena mie yang dimasak tepat hingga al dente, siobak (babi panggang) juga diproses hingga punya aroma harum asap tipis yang sopan dan tidak dominan – ringan namun berkesan. Begitu juga garingan yang disajikan di sisi mie.Bukan garingan biasa yang hanya asin dan renyah, garingan di bakmi Holiaw datang dengan karakter. Ia berlapis bumbu yang manis, sedikit pedas, dan tentunya gurih.
Atjeh Rayeuk menyulap halaman menjadi ruang makan. Homey. Kami memesan mie aceh udang. Meskipun hadir sebagai mie aceh goreng, bumbu rempahnya tidak terlalu tebal sehingga nikmat disantap hingga tuntas. Mie kuningnya tebal dengan kematangan yang pas al dente. Jika rempahnya dirasa masih terlalu menyambar, tambahkan acar bawang merah yang manis asam sebagai penetralisir. Untuk memperkaya tekstur, santap mie aceh dengan emping melinjo yang gurih. Jangan lupa untuk mengakhiri santapan dengan es timun yang manis segar.
Penampilan luar restoran Mie Kocok Bandung justru terlihat seperti coffee shop. Pilihan warna turquoise pada eksterior dan interior memberikan kesan tenang dan sederhana. Begitupun dengan sajiannya. Mie kocok Bandung hadir dengan mie kuning, tauge yang melimpah, kikil, bakso, dan taburan bawang goreng serta seledri. Jika belum puas dengan kikil, sila pesan tulang kaki sapi. Comfort food asal Priangan ini punya kuah kaldu yang kaya kolagen. Tipikal kaldu yang menggunakan bagian kaki sapi. Tandanya ada pada sensasi berminyak kesat di sekitar bibir usai menyesap kaldu. Sembari menghisap gurihnya kaldu, aroma rebusan tauge juga masuk beriringan melalui hidung. Otak pun segera setuju, “Ya, ini aroma mie kocok khas Bandung.”
Facade Mpek Tjoen mencolok di antara bangunan lain di jalan KH. Ahmad Dahlan. Begitu pula dengan interiornya yang industrial.Bakmi yang kami pesan punya komposisi piring dan makanan yang unik. Aroma dari beberapa tangkai daun ketumbar memberikan nuansa segar selama santapan. Perasan calamansi yang manis asam cukup menyeimbangkan gurihnya hidangan ini. Di sini pengunjung bisa memilih ukuran mie. Mulai dari ukuran kecil, sedang, hingga besar. Kami memesan mie kecil. Untuk tambahan, kami sarankan untuk memesan bakso dan pangsit rebusnya. Pangsit rebus disini punya aroma dan rasa jahe yang menonjol sehingga lidah tidak bosan akan rasa gurih.
Lokasi Bakmi Win dekat dengan kawasan bisnis Sudirman atau SCBD. Biasanya para pesepeda mampir ke kedai ini saat akhir pekan. Hal paling mencolok dari Bakmi Win adalah racikan topping ayam jamurnya yang dimasak sedikit bersaus. Jadi cukup basah walau tidak disiram kuah kaldu. Bakmi Win lebih memilih batang jamur tiram dan jamur kuping sebagai topping. Tekstur renyah dua jamur itu mengimbangi lembutnya ayam, memperkaya tekstur saat menyantap mie. Aroma saus tiram dan minyak wijen kentara pada toppingnya. Mienya yang berjenis keriting dimasak al dente. Pengunjung yang datang ke kedai ini di masa pandemi pasti lebih tenang karena alat makannya disimpan dalam sterilizer.
Kedai bakmi ini punya daya tarik magis di awal kunjungan. Sebuah gerobak di pintu masuknya selalu sibuk. Antrian mangkuk tak pernah kosong diisi dengan bakmi dan bumbu. Tepat di samping gerobak, kepulan uap kaldu ayam yang mendidih melesak keluar panci. Aroma gurihnya memenuhi area masuk. Dan benar saja, aroma kaldu tadi juga tergambar pada sajiannya. Bakmi di sini gurih dan wangi, terutama pada potongan ayam kampungnya. Dengan potongan dadu, ayam kampungnya punya tekstur yang lembut dan tidak kering.
Bakmi Rudy berlokasi di Jalan Haji Nawi. Di sini mie bisa dipilih dalam enam bentuk: halus, keriting, bihun, shirataki, mee pok dan karet. Yang spesial di sini adalah paket combo, di mana ayam kampung disajikan dengan telur muda, cincangan ayam, serta ati dan ampela yang diungkep dengan bumbu asin-manis. Bakso goreng di sini juga cakep, masih renyah, serta digoreng sesuai permintaan (tidak disajikan dingin).
Jika ingin menikmati mie dengan balutan bumbu rempah kari yg kuat, mie aceh adalah jawabannya. Lokasi Mie Aceh Seulawah sedikit tersamar karena berdempetan dengan toko lain di kawasan Bendungan Hilir. Di sini, kami memesan mie tumis udang yang serupa dengan karakter masak nyemek di Jawa. Bumbu rempah dengan pengaruh India seimbang di lidah dengan selintas asam berkat tomat dan perasan jeruk limau. Udangnya pun masih terasa manis dengan tekstur yang padat namun tetap renyah saat digigit. Mie versi tumis tepat dipilih untuk intensitas bumbu sedang. Jika ingin tamparan bumbu yang lebih nampol, pilih saja versi gorengnya yang lebih kering.
Hal yang kami suka dari sebuah makanan street food adalah tempat tidak serta merta mencerminkan kualitas. Dalam kasus Soto Mie Sarodja yang sudah berdiri dari tahun 1970 ini, lokasi yang sangat sederhana tidak berarti rasanya juga sederhana. Sebaliknya, soto mie di sini adalah tendangan rasa di tiap seruputnya. Kaldu pekat yang sangat kaya rasa, kompleks, gurih, risol yang cukup besar dan renyah, tomat yang segar, tidak ada yang kurang darinya. Hal ini berkat kaldu iga dan daging yang digunakan untuk membuat kuah soto mie, sehingga alih-alih kuah tipis, Soto Mie Sarodja menang dengan kuah kaldu sebagai kuncian. Kombinasi daging antara yang berlemak dan yang lean juga tepat, sehingga tidak membosankan. Selain soto mie, bakso dan sop daging juga bisa dipesan.